Jumat, 24 Mei 2013

SISTEM PENCERNAAN, PANCA INDRA DAN SISTEM INTEGUMEN

  SISTEM PENCERNAAN

                Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

            Saluran pencernaan terdiri dari rongga mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Gambar 1: Saluran Pencernaan


A.Rongga Mulut
            Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Fungsi dari rongga mulut adalah:
1.      Tempat masuknya makanan
2.      Mengerjakan pencernaan pertama dengan mengunyah
3.      Untuk berbicara
4.      Jika perlu, untuk bernafas
Dalam melakukan fungsinya, mulut dibantu oleh:
1.      Pipi dan bibir
Mengandung otot-otot yang diperlukan dalam proses mengunyah dan berbicara.
2.      Gigi
Terdapat 4 macam jenis gigi, yaitu:
-          Incisivus: untuk merobek makanan
-          Caninus: untuk mencabik makanan
-          PreMolar: untuk menghaluskan makanan
-          Molar: untuk menghaluskan makanan
Pada orang dewasa, jumlah gigi adalah 32 buah.
3.      Lidah
Lidah mengandung 2 jenis otot, yaitu:
-          Otot Instrinsik yang berorigo dan dan insersi didalam lidah
-          Otot Ekstrinsik yang berorigo diluar lidah, insersi di lidah
Fungsi Lidah:
-          Membantu dalam mengunyah
-          Mencampur saliva dengan makanan
-          Mengecap rasa manis, asam, pahit, dan asin
-          Mendorong makanan dan minuman ke belakang
-          Untuk berbicara
4.      Kelenjar Saliva
Terdapat 3 kelenjar saliva (ludah) pada manusia, yaitu:
-          Parotis: di sebelah bawah daun telinga, diantara otot pengunyah dengan pipi
-          Sublingual: di sebelah bawah lidah
-          Submandibular: di sebelah belakang dan kesamping dari kelenjar sublingual

Saliva mengandung enzim ptyalin yang mengubah zat tepung menjadi zat gula.
                                               Gambar 2: Rongga Mulut


B. Tenggorokan (Faring)
            Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.



C. Kerongkongan (Esofagus)
            Kerongkongan adalah tabung berotot dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Dinding esofagus terdiri dari beberapa lapisan, yaitu:
-          Lapisan Serosa: lapisan esofagus paling luar yang membungkus esofagus
-          Lapisan Otot: terdiri dari dua lapisan serabut otot, yang satu longitudinal, dan yang lainnya sirkuler
-          Lapisan Sub Mukosa: mengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mucus untuk mempermudah jalannya makanan waktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera pencernaan kimiawi
-         
Lapisan Mukosa: terletak dibagian dalam yang dibentuk oleh epitel berlapis gepeng dan diteruskan kefaring dibagian atas serta mengalami perubahan yang mencolok pada perbatasan esophagus lambung menjadi epitel selapis toraks pada lambung
                                           Gambar 3: Lapisan Esofagus

D. Lambung (Gaster)
            Merupakan organ otot berongga yang besar, dan di dalamnya terdapat lipatan-lipatan. Terdiri dari beberapa bagian yaitu: kardia, fundus, corpus, antrum, dan pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
            Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 4 zat penting :
-          Pepsin: memecah protein menjadi proteosa dan peptone
-          HCl: mengasamkan makanan dan membuat suasana asam agar pepsin dapat memecah protein, dan membunuh bakteri dengan keasaman yang tinggi
-          Renin: membekukan susu dan membentuk kasein dan dari karsinogen
-         
Lipase: memecah lemak dan menghasilkan asam lemak gliserida
                                            Gambar 4: Lambung


E. Usus Halus (Usus Kecil)
            Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus melakukan serangkaian gerakan peristaltik yang cepat, dan gerakan segmental untuk menggerakkan makanan dari lambung.

Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.      Duodenum
Disebut juga usus dua belas jari. Panjangnya sekitar 20cm. Pada duodenum bermuara dua saluran, yaitu saluran getah pankreas dan saluran empedu
2.      Jejunum
Disebut juga usus kosong. Panjangnya sekitar 2,5m. Menempati 2/5 sebelah atas dari usus halus yang selebihnya. Di dalamnya terjadi pencernaan secara kimiawi
3.      Ileum
Disebut juga usus penyerapan. Panjangnya sekitar 3,6m. Menempati 3/5 bagian akhir dari usus halus. Di dalamnya terjadi penyerapan sari-sari makanan

Dinding pada usus halus ini juga seperti dinding pada esofagus yang terdiri dari lapisan serosa, otot, sub mukosa, dan mukosa. Usus halus juga menghasilkan getah usus halus untuk pencernaan, yaitu: Enterikinase yang menggiatkan enzim proteolitik dari getah pankreas, dan Erepsin yang menyempurnakan polipeptida menjadi asam amino. Fungsi utama usus halus adalah, mencerna dan menyerap “khime” dari lambung.
                                                Gambar 5: Usus Halus

F. Usus Besar (Kolon)
            Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid, sekum, dan apendiks. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri E.Coli di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
            Sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) atau usus buntu dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.

            Apendiks atau umbai cacing adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan sekum. Umbai cacing terbentuk dari sekum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
                                                

I. Rektum dan Anus
            Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.

            Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
                                       Gambar 7: Rektum dan Anus

J. Pankreas
            Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
-          Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
-          Pulau-pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
                                                Gambar 8: Pankreas

K. Hati dan Kandung Empedu
            Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.  Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

            Kandung empedu (Bahasa Inggris: gall bladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: Membantu pencernaan dan penyerapan lemak, dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
                                      Gambar 9: Hati dan Kandung Empedu



            Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
-       Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
-       Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat              
         beradanya indera keseimbangan (statoreseptor)
-       Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
-       Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
-       Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

A.   Mata
Struktur Indera Penglihat
Alat indera penglihat pada manusia adalah mata. Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Selain itu terdapat alat tambahan, yaitu:
1.      Alis Mata: melindungi mata dari keringat dari dahi
2.      Bulu Mata: melindungi mata dari masuknya debu dan partikel
3.      Otot Penggerak Bola Mata: menggerakkan bola mata ke atas, bawah, kiri, kanan
4.      Kelopak Mata: melindungi bola mata dari benda luar dan kerusakan
5.      Kelenjar Air Mata: menghasilkan air mata untuk membasahi bola mata
Bola Mata
Bola mata manusia berdiameter kira-kira 2,5 cm dengan 5/6 bagian nya terbenam dalam rongga mata dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak dari luar dengan bagian depan yang bening. Bola mata bagian luar tersusun atas lapisan jaringan ikat yang berwarna putih dan kuat yang disebut sklera dan lapisan dalam mempunyai pigmen tipis dan banyak pembuluh darah yang disebut koroid.
Sklera
Dipermukaan sklera terdapat sel-sel epitel yang membentuk membran mukosa dan berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut kornea, dan berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk kedalam mata. Kornea dilindungi oleh selaput yang disebut konjungtiva, kornea tidak mengandung pembuluh darah tetapi banyak mengandung serabut saraf.
Koroid
Koroid yaitu lapisan tipis yang dibentuk oleh jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Dengan adanya pembuluh darah koroid ini berperan sebagai penyuplai makanan kelapisan retina mata. Koroid terletak sebelah dalam sklera, bagian belakang lapiasan mata ini ditembus oleh saraf optik (saraf otak II).

Iris
Iris merupakan selaput yang menggantung diantara lensa dan kornea.Iris dikenal sebagai selaput pelangi dan berperan mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Pengaturan ini berlangsung diluar kesadaran kita (otonom). Lubang bulat ditengah iris di sebut pupil. Didalamnya terdapat otot dilator pupil yang berfungsi untuk memperkecil diameter pupil. Iris banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen, jumlah pigmen akan menentukan warna mata. Bila tidak ada pigmen maka mata kita akan berwarna merah. Jika ada sedikit pigmen maka mata kita akan berwarna biru. Jika jumlah pigmennya bertambah maka mata kita akan berwarna abu-abu, coklat, atau hitam.
Retina
Retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri dari tiga lapisan neuron yaitu:
  • Lapisan sel batang dan sel kerucut.
  • Lapisan neuron bipolar.
  • Lapisan neuron ganglion.
Sel batang dan sel kerucut merupakan reseptor yang sensitif terhadap cahaya. Sel batang digunakan untuk melihat pada cahaya remang-remang (cahaya redup) atau melihat bayangan. Sedangkan sel kerucut digunakan untuk melihat pada cahaya terang atau warna. Sel kerucut banyak terdapat pada fovea centralis yaitu suatu lekukan pada bintik kuning (macula lutea) yang terletak tepat pada sumbu penglihatan mata. Impuls sel batang dan sel kerucut akan menjalar melalui sinaps ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion. Akson dari neuron ganglion akan membentuk seberkas saraf, yaitu saraf otak II yang akan menembus koroid dan sklera optikus. Sklera optikus tidak mengandung sel batang maupun sel kerucut, sehingga apabila tidak ada cahaya yang jatuh pada sklera optikus maka mata kita tidak dapat melihat apa-apa, bagian ini disebut bintik buta. Sedangkan bayangan benda terbentuk pada bintik kuning dari retina.
Lensa Mata
Lensa mata terletak dibelakang pupil dan iris, berbentuk cembung, bersifat transparan, serta dikelilingi oleh jaringan yang mengikatnya ( ligamentum suspensorium). Lensa mata terdiri atas lapisan serat protein. Apabila lensa mata menjadi keruh maka akan mengganggu penglihatan, ini disebut katarak.

Lensa mata membagi mata menjadi dua ruangan yaitu ruang antara kornea dengan lensa (ruang muka), dan ruang belakang lensa (ruang belakang). Kedua ruang tersebut berisi cairan kental dan transparan seperti jeli. Ruang muka berisi aqueous humor, yang berfungsi menjaga bola mata serta memberi nutrisi untuk kornea dan lensa. Sedang ruang belakang berisi vitreus humor, yang berfungsi untuk menyokong struktur lensa dan bola mata.

B.   Telinga

Struktur Indera Pendengaran
           
Indera pendengar manusia adalah telinga, selain sebagai indera pendengar telinga berfungsi sebagai alat keseimbangan. Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.

  1. Telinga Luar

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar. Daun telinga tersusun atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah yaitu cuping telinga tersusun dari lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke dalam telinga. Saluran telinga luar berfungsi menghasilkan minyak serumen. Saluran telinga luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus untuk menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran telinga luar dan gendang telinga tidak kering. Di bagian akhir saluran telinga luar terdapat membran tipis yang memisahkan telinga luar dengan telinga tengah disebut membran timpani (selaput gendang).
  1. Telinga Tengah
Telinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang dilapisi jaringan mukosa.

Pada telinga bagian tengah terdapat :
1.            Tiga tulang pendengaran, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.

2.      Saluran Eustachius, yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, saluran ini berfungsi menjaga keseimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.





  1. Telinga Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas tiga bagian, yaitu jendela (tingkap), labirin, dan organ korti. Jendela pada telinga ada dua macam yaitu tingkap oval dan tingkap bulat (jorong). Telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan rongga yang dilapisi membran disebut labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.

Koklea merupakan suatu tabung berbentuk melingkar dan bergelung seperti cangkang keong serta berisi cairan limfa. Koklea terdiri atas tiga ruangan yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Sedangkan skala media mengandung cairan endolimfe. Bagian dasar skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela berselaput yang disebut tingkap oval. Sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bundar. Skala media terdapat diantara skala vestibuli dan skala timpani. Skala media bagian bawah dibatasi oleh membran basilaris. Diatas membran basilaris terdapat organ korti yang berisi ribuan sel rambut sebagai reseptor yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Reseptor tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar (saraf auditori) dari saraf otak VIII.



C.   Hidung


Struktur Indera Pembau

Hidung merupakan indera pembau pada manusia. Hidung merupakan indera khusus yang terletak di dalam rongga hidung. Daerah sensitif pada indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung. Struktur indera pembau terdiri dari:
  1. Sel-sel penyokong yang berupa sel-sel epitel.
  2. Sel-sel pembau(sel olfaktori) yang berupa sel saraf sebagai reseptor
    Sel-sel olfaktori sangat peka terhadap rangsangan gas kimia (kemoreseptor).
    Sel-sel olfaktori memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung, sedangkan ujung yang lain berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (nervus olfaktori). Saraf ini akan menembus tulang tapis dan masuk ke dalam otak manusia.






D.   Lidah


Struktur Indera Pengecap

Indera pengecap pada manusia adalah lidah. Pada permukaan lidah terdapat tonjolan kecil yang disebut papila, sehingga permukaan lidah terlihat kasar.
Berdasarkan bentuknya papila dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
  1. Papila filiformis, adalah Papila yang berbentuk seperti benang halus,papila ini banyak terdapat pada bagian depan lidah.
  2. Papila fungiformis, adalah Papila yang berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, papila ini terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
  3. Papila sirkumvalata, adalah Papila yang bentuknya seperti huruf v terbalik dan terdapat pada pangkal lidah.

Di dalam setiap papila terdapat banyak tunas pengecap atau kuncup pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor dan memiliki tonjolan seperti rambut yang keluar dari tunas pengecap. Setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap salah satu rasa. Tunas pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu rasa manis, rasa pahit, rasa asam, dan rasa asin. Tunas pengecap rasa manis lebih banyak terdapat di ujung lidah, tunas pengecap rasa pahit terletak di pangkal lidah, tunas pengecap rasa asam terletak di tepi belakang kiri dan kanan lidah, serta tunas pengecap rasa asin terletak di tepi depan kiri dan kanan lidah. Sejumlah tunas pengecap juga terdapat pada tenggorok dan langit-langit rongga mulut.
E.   Kulit
Struktur Indera Peraba
Indera peraba pada manusia adalah kulit. Jika dilihat di bawah mikroskop, kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis.
Lapisan Epidermis adalah lapisan luar yang terus berganti, tipis dan tidak mempunyai pembuluh darah ataupun sel saraf. Lapisan dermis terletak di bawah epidermis terdiri atas sel-sel yang longgar dengan letak yang berjauhan, serta banyak mengandung pembuluh darah. Pada bagian kulit terdapat reseptor khusus untuk dapat membedakan sentuhan, tekanan, temperatur (panas dan dingin),serta rasa sakit atau nyeri. Sebagian besar reseptor terletak pada lapisan dermis dan ada juga yang terletak pada lapisan epidermis. Pada ujung saraf tersebut ada yang terbungkus kapsul jaringan ikat (disebut korpuskel) dan ada yang tidak terbungkus (disebut ujung-ujung saraf bebas).

Pada umumnya setiap jenis reseptor hanya mampu menerima satu jenis rangsangan saja. Tipe rasa dan jenis reseptor itu adalah :
  1. Nyeri
    Reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh jaringan baik di bagian luar maupun dalam bagian alat dalam.
  2. Panas dan dingin
Reseptor untuk rasa panas berupa ujung saraf.
  1. Sentuhan
    Reseptornya berupa korpus Meissner, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut, yang semuanya terdapat di dekat permukaan kulit. Sedangkan korpus Ruffini berfungsi pada sentuhan yang kuat.
  2. Tekanan
    Reseptor tekanan adalah korpus Paccini, korpus Ruffini dan korpus Krause, yang terletak agak dalam pada kulit.
Pada bibir, ujung jari, ujung lidah, dan alat kelamin mengandung banyak sekali serabut saraf sensorik. Sehingga ujung jari dapat digunakan untuk membedakan halus dan kasarnya suatu bahan atau dapat digunakan untuk membaca huruf braile bagi penderita tuna netra.







            Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, kuku, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".



A.Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam tubuh. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

1)      Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.

2)      Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.

3)      Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi kulit adalah  sebagai alat ekskresi. Kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas, zat kimia, mengatur suhu tubuh, menerima rangsang dari luar, serta mengurangi kehilangan air. Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

B.Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit, terutama pada kepala. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis.
Fungsi rambut adalah melindungi kulit dari abrasi dan sinar ultraviolet.

C.Kuku
Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.

D.Kelenjar Keringat
Manusia memiliki 3 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat (peluh) dapat ditemukan di dermis, dekat permukaan luar kulit. Kebanyakan terdapat di telapak tangan dan kaki, dan tidak terdapat di bibir. Dengan aktivitas fisik yang berat dalam suhu hangat sampai panas, kelenjar akan mengeluarkan sekitar 2 liter keringat lebih banyak dari biasanya. Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat: kelenjar keringat apokrin dan merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo-, "otot"), sel epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya. Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang sudah menumpuk. Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh. Di samping itu, kelenjar serumen, yang memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat. Kedua kelenjar itu nampak sebagai susunan sel yang bundar dan mengelilingi lumen di tengah. Sel yang mengelilingi lumen adalah epitel kubus berlapis.

E.Kelenjar Minyak
Sebaceous glands (kelenjar minyak) adalah kelenjar mikroskopik yang berada tepat di bawah kulit yang mengeluarkan minyak yang disebut sebum. Berlawanan dengan apa yang dikhayalkan evolusionis, kelenjar minyak bukan tak berfungsi dan berlebih, bahkan, jaringan yang sangat penting bagi tubuh. Sebagaimana kita ketahui, kelenjar keringat ditemukan bersama dengan kelenjar minyak di kulit. Keringat melembabkan kulit. Namun, tanpa campuran apapun, keringat cepat menguap, mengakibatkan pengeringan kulit yang lebih parah. Untuk mencegahnya, zat lain dibutuhkan. Karena minyak menyebabkan air dapat dipertahankan di kulit. Dengan cara ini, kelenjar keringat dan minyak bekerja sama melembabkan kulit. Karena itu kedua kelenjar ini harus ada bersamaan agar kulit tetap halus dan elastis. Fungsi kelenjar minyak, yang mengeluarkan pelumas dan lemak lainnya, penting bagi kesehatan kulit kita.
Sebagaimana kita lihat, kelenjar minyak, sebagaimana jaringan lainnya, memiliki peran tersendiri: mencegah kulit kita kering. Kelenjar minyak ditempatkan bersama kelenjar keringat untuk tujuan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar